Misteri Asal Usul Gajah Mada
Misteri Asal usul Gajah Mada
Dalam drama seri di MNCTV dikisahkan kalau Gajah Mada adalah anak dari Jawangkati yang merupakan seorang pendekar sakti pimpinan Prajurit majapahit gugur di medan perang saat melawan pasukan Kerajaan Tar-tar dari negeri China.
Karena peristiwa itu, Lailan Mangrani ibunda Gajah Mada tidak menghendaki anaknya menjadi ksatria dan melarang Gajah Mada belajar kanuragan. Lailan tidak ingin kehilangan lagi orang yang dicintainya. Namun, Gajah Mada diam-diam berguru kanuragan kepada Eyang Wungkuk Hanuraga, hingga Gajah Mada mahir ilmu kanuragan dan beladiri.
Itulah asal usul Gajah Mada yang terkenal dengan sumpah palapa-nya yang ditampilkan oleh MNCTV. Tapi sesungguhnya asal usul dari Gajah Mada ini bisa dibilang misteri. Gajah Mada mulai terkenal saat menjadi kepala pasukan bhayangkara dalam penyelamatan Jayanegara atas pemberontakan Ra Kuti.
Gajah Mada berasal dari Lamongan ?
Asal-asul Gajah Mada yang menyebutkan berasal dari lamongan ini bersumber pada cerita rakyat (folklore) dan pengkaitan nama dengan sejarah daerah tertentu.
Gajah Mada
lahir di desa Mada dilahirkan dari rahim Dewi Andong Sari-selir Raden
Wijaya. Nama kecil Gajah Mada adalah Jaka Mada dan diasuh oleh petinggi
desa Mada sejak bayi. Desa Mada (Modo) ini masuk wilayah Kabupaten
Lamongan saat ini. Dan di tempat itu ada petilasan yang dipercaya
sebagai tempat kelahiran sang Mahapatih Amangkubumi yang tersohor ini.
Di daerah
Desa Modo dan sekitarnya termasuk Desa Pamotan, Desa Ngimbang, Desa
Bluluk, Desa Sukorame dan sekitarnya inilah tersebar cerita rakyat
(foklore). Dongeng dari mulut ke mulut mengisahkan bahwa Gajah Mada
adalah kelahiran wilayah Desa Modo.
Pendapat
ini juga diperkuat dengan penyelamatan Jayanegara ke desa Badender saat
pemberontakan Ra Kuti. Desa Bandender ini bisa Badender Bojonegoro, bisa
Badender kabuh, Jombang, keduanya memiliki rute ke arah Lamongan
(Pamotan-Modo-Bluluk dan sekitarnya).
Ketika
menginjak usia remaja, Jaka Mada diajak oleh kakek angkatnya yang
bernama Ki Gede Sidowayah ke Songgoriti, Malang. Dari Malang itulah Jaka
Mada meniti karier sebagai prajurit Majapahit, yang kelak beliau
dikenal dengan nama Gajah Mada (Orang besar dari desa Mada). Berdasarkan
folklore ini diduga Gajah Mada memang berasal dari desas Mada (Modo),
Lamongan-Jawa Timur.
Belum ada bukti otentik yang bisa menjelaskan darimana sebenarnya
Gajah Mada. Dan karena masih sebatas dari mulut ke mulut
(tutur-tinular), maka subyektifitas pun tak terhindarkan dalam setiap
upaya menyingkap sejarah Gajah Mada.Gajah Mada berasal dari Pandaan atau Malang ?
Asal-asul Gajah Mada yang menyebutkan berasal dari Pandaan atau Malang ini bersumber dari banyaknya prasasti di aliran sungai Brantas yang menyebut nama Gajah mada. Oleh karena itu ada yang menyimpulkan kalau Gajah Mada lahir di sebuah lembah di dekat sumber mata air Brantas, yaitu kaki Gunung Kawi dan Gunung Arjuno (masuk wilayah Malang).
Pendapat baru menyebutkan kalau Gajah Mada berasal dari Pandaan Pasuruan. Hal ini dikarenakan Gajah Mada adalah anak dari Gajah Pagon. Cucu Macan Kuping, penghulu tua Desa Pandakan di kaki gunung Welirang – Arjuno. Tapi Pandakan yang disebut di sini, belum jelas apa yg saat ini disebut Pandaan Pasuruan.
Pandaan berada di lereng timur Gunung Penanggungan yang dulu disebut Pawitra. Gunung Penanggungan saat itu merupakan kiblat bagi masyarakat Majapahit. Di gunung suci inilah banyak terdapat mandala-mandala dan ke-resi-an tempat menggembleng berbagai macam ilmu. Baik ilmu ajaran keagamaan. yoga,
mitologi, serta ilmu duniawi seperti ilmu pemerintahan, hukum, politik
kerajaan, strategi perang dan mungkin juga dasar geografi Nusantara.
Kitab Pararaton secara panjang lebar mengisahkan perjalanan Raden Wijaya yang mengungsi ke arah utara akhirnya tiba di hutan kawasan Telaga Pager. Diputuskan kemudian Raden Wijaya harus menuju Madura meminta perlindungan Arya Wiraraja. Akhirnya, dengan susah payah rombongan Raden Wijaya tiba di desa Pandakan dan diterima oleh kepala desa bernama Macan Kuping. Raden Wijaya disuguhi kelapa muda yang setelah dibuka ternyata isinya tak lain nasi putih.
Di sini
disebutkan kalau Desa Pandakan berada di kawasan Telaga Pager. Telaga
Pager ini sekarang diindetifikasi sebagai nama desa dan dusun di
Kecamatan Purwosari (masuk Kabupaten Pasuruan, bukan Malang). Pendapat
ini juga diperkuat dengan kitab Negarakertagama yang menyebutkan “Pada
hari berikutnya ia melalui Tambak, Rabut Wayuhadan Balanak menuju Pandhakan dan Bhanaragi“. Tambak adalah dusun di Desa Lemahbang, 14 km dari Purwosari, Rabut Wayuha tak lain daripada Suwayuwo, 2 km di utara Lemahbang. Balanak dan Bhanaragi tak dikenal lagi. Dari urutan nama tempat itu jelas, Pandhakan tentu saja adalah Pandaan sekarang
Pustaka :- http://www.mnctv.com
- http://sejarah.kompasiana.com
- http://oase.kompas.com
- http://pustakadigitalindonesia.blogspot.com
Tapi Misteri asal usul Gajah Mada ini bisa diperjelas dengan :
- Situs Makam kerabat Gajah Mada di desa Modo
- Situs Sendang dan tempat mandi Gajah Mada di desa Modo
- Situs Prasasti Gondang di Sugio, Prasasti zaman Airlangga yang ditulis dengan huruf Arab Pegon (Jawi) dan huruf Jawa Kuno (Kawi).
- Situs dusun Lukman Hakim (Lukrejo) di Kalitengah, Lamongan. Sebuah dusun yang disebut dalam Ying Yai Sheng Lan karya Ma Huan terbit 1416-1433.
- Situs Bawanmati di Pringgoboyo Lamongan, lokasi tambangan kapal-kapal asing dan Bea Cukai Majapahit
- Situs Pagar Banon di desa Badander, Jombang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar